Tak enak rasanya harus memendam
rasa ini sendirian. Tanpa seorangpun mengetahuinya. Terkadang, aku terlalu malu
untuk mengakuinya. Bahwa hanya dirimu yang ada di mataku. Selalu dirimu.
Pernah, aku ingin kau mengetahui segala perasaan ini. Walaupun aku tahu kau
takkan bisa membalasnya. Kau takkan pernah mengubah apa – apa diantara kita.
Aku takut dirimu takkan pernah ada disisiku lagi jika aku mengakuinya. Lebih
baik selamanya seperti ini, tak perlu merubah apapun. Biarlah segalanya menjadi
rahasia hingga aku mendapatkan yang terbaik. Tetapi, tak selamanya rahasia akan
terus tersimpan rapat dalam hati. Karena jika hatimu berkata, segalanya akan
mengatakan pula. Tak selamanya sebuah pengakuan cinta akan berakhir secara
menyedihkan. Apapun bisa terjadi, dan berakhir dengan baik, atau kita yang
menganggapnya baik.
itu tadi merupakan epilog dari sebuah cerpen yang sedang aku kerjaan. walaupun ditengah kesibukan persiapan ujian akhir aku tetap menyempatkan diri membuat sebuah cerpen. menulis cerpen itu, susah - susah gampang. kalo aku sendiri selalu sesuai mood. kalo gak pengen nulis pasti gak bakal mau nulis, tetapi terkadang mood nulisnya datang di waktu yang tidak tepat. hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar