menulis itu seperti jalannya air di sebuah sungai
biarkan terus mengalir deras
tetapi tetap terkendalikan
jangan biarkan air berakhir di sebuah kubangan
karena yang terpikirkan akan selalu sama
tanpa pernah mengalir, hanya terus menguap,
dan tidak melihat hal - hal yang terus berubah
cerita itu bagaikan lautan luas
terkadang tenang, dengan selingan ombak
tapi ada saatnya badai mulai menerjang
dan pada akhirnya akan mereda dan membawa kelegaan
puisi itu bagaikan air dalam hamparan danau luas
di permukaannya terlihat dangkal
tetapi bermakna dalam dan mengena
mengajak pikiran berkelana
mengarungi segala penjuru jiwa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 24 Agustus 2013
Sastra Air
menulis itu seperti jalannya air di sebuah sungai
biarkan terus mengalir deras
tetapi tetap terkendalikan
jangan biarkan air berakhir di sebuah kubangan
karena yang terpikirkan akan selalu sama
tanpa pernah mengalir, hanya terus menguap,
dan tidak melihat hal - hal yang terus berubah
cerita itu bagaikan lautan luas
terkadang tenang, dengan selingan ombak
tapi ada saatnya badai mulai menerjang
dan pada akhirnya akan mereda dan membawa kelegaan
puisi itu bagaikan air dalam hamparan danau luas
di permukaannya terlihat dangkal
tetapi bermakna dalam dan mengena
mengajak pikiran berkelana
mengarungi segala penjuru jiwa
biarkan terus mengalir deras
tetapi tetap terkendalikan
jangan biarkan air berakhir di sebuah kubangan
karena yang terpikirkan akan selalu sama
tanpa pernah mengalir, hanya terus menguap,
dan tidak melihat hal - hal yang terus berubah
cerita itu bagaikan lautan luas
terkadang tenang, dengan selingan ombak
tapi ada saatnya badai mulai menerjang
dan pada akhirnya akan mereda dan membawa kelegaan
puisi itu bagaikan air dalam hamparan danau luas
di permukaannya terlihat dangkal
tetapi bermakna dalam dan mengena
mengajak pikiran berkelana
mengarungi segala penjuru jiwa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar