Ketika malam memelukku dengan selimutnya yang dingin. Mataku
mulai terserang kantuk tak terampuni . Dan akupun mulai memejamkan mata. Kegelapan
menggantikan terangnya dunia. Aku terus memejamkan mata. Memaksa mataku untuk
segera tertidur. Tetapi entah mengapa aku tak pernah sadar kapan aku mulai
tertidur. Aku tak pernah tahu bagaimana aku bisa jatuh tertidur. Yang aku tahu
aku hanya tertelan ke dalam dunia mimpiku, yang terkadang menjadi dunia yang
kuidam – idamkan atau bahkan menjadi sebuah bencana. Aku terlempar ketengah –
tengah konflik yang tak pernah aku pahami. Semuanya berputar – putar di
sekelilingku. Orang – orang yang kukenal maupun yang tak pernah kulihat
sebelumnya. Aku tak pernah tahu apa penyebab semua kegaduhan ini. Aku hanya
terus saja mengikuti alur cerita seakan – akan aku tahu segalanya. Di sini aku
tak bisa mengendalikan diri. Ketika aku terus berlari mengikuti apa yag sedang
terjadi, tiba – tiba semuanya berubah. Konflik berganti lagi. aku melompat –
lompat terus, menjadi tokoh dalam setiap cerita hanya dalam hitungan jam. Tak pernah
ada penyelesaian dalam dunia itu.
Konflik hanya dibiarkan menjadi konflik. Tanpa pernah ada awal dan akhir. Selalu
berakhir dengan kembalinya aku ke dalam kenyataan. Lalu di manakah dunia yang
semalam aku arungi? Terkadang aku ingin tahu kelanjutan kehidupan itu, atau
tepatnya ilusi diriku di dunia itu. Tetapi aku tak pernah lagi sanggup
menemukannya walaupun aku berulang kali memejamkan mata dan jatuh ke dalam
ketidak sadaran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, 08 Juli 2013
Mimpi, Dunia Ilusi
Ketika malam memelukku dengan selimutnya yang dingin. Mataku
mulai terserang kantuk tak terampuni . Dan akupun mulai memejamkan mata. Kegelapan
menggantikan terangnya dunia. Aku terus memejamkan mata. Memaksa mataku untuk
segera tertidur. Tetapi entah mengapa aku tak pernah sadar kapan aku mulai
tertidur. Aku tak pernah tahu bagaimana aku bisa jatuh tertidur. Yang aku tahu
aku hanya tertelan ke dalam dunia mimpiku, yang terkadang menjadi dunia yang
kuidam – idamkan atau bahkan menjadi sebuah bencana. Aku terlempar ketengah –
tengah konflik yang tak pernah aku pahami. Semuanya berputar – putar di
sekelilingku. Orang – orang yang kukenal maupun yang tak pernah kulihat
sebelumnya. Aku tak pernah tahu apa penyebab semua kegaduhan ini. Aku hanya
terus saja mengikuti alur cerita seakan – akan aku tahu segalanya. Di sini aku
tak bisa mengendalikan diri. Ketika aku terus berlari mengikuti apa yag sedang
terjadi, tiba – tiba semuanya berubah. Konflik berganti lagi. aku melompat –
lompat terus, menjadi tokoh dalam setiap cerita hanya dalam hitungan jam. Tak pernah
ada penyelesaian dalam dunia itu.
Konflik hanya dibiarkan menjadi konflik. Tanpa pernah ada awal dan akhir. Selalu
berakhir dengan kembalinya aku ke dalam kenyataan. Lalu di manakah dunia yang
semalam aku arungi? Terkadang aku ingin tahu kelanjutan kehidupan itu, atau
tepatnya ilusi diriku di dunia itu. Tetapi aku tak pernah lagi sanggup
menemukannya walaupun aku berulang kali memejamkan mata dan jatuh ke dalam
ketidak sadaran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar