Jika kita berbicara tentang hidup memang tak pernah ada
habisnya. Dari sisi manapun kehidupan itu sungguh mengandung banyak misteri. Manusia
memiliki makna sendiri – sendiri tentang hidup ini. Pikiran, perasaan, dan
panca indra kita diciptakan berbeda dan menangkap gelombang – gelombang yang memang
berbada satu sama lain. Tetapi semestinya ada yang membuat kehidupan ini sama. Mana
yang benar dan salah. Mana yang harus dilakukan dan tak layak dilakukan. Semuanya
semestinya miliki persepsi yang sama. Dan untuk persoalan pilihan hidup, setiap
orang memang berhak memilih jalan hidupnya masing – masing, tetapi ada jalan
hidup yang semestinya dipilih karena kita hidup untuk memilih itu. Jalan hidup
yang penuh cahaya.
Kebebasan berpikir, kebebasan memilih, tetapi seakan – akan kita
lupa ada hal yang membatasinya. Hingga terkadang kebebasan memilih itu
menghilangkan sisi kemanusiaannya. Dan apakah itu benar untuk dilakukan?
Kebenaran menjadi relatif untuk masing – masing orang. Padahal
kebenaran itu jelas – jelas terlihat yang mana. Tetapi kebebasan berpikir kita,
tanpa miliki landasan membuat kita tersesat dan tanpa arah. Kita menganggap
kesalahan itu pilihan hidup kita dan mengatakan ini adalah hidup kita. Jangan
ikut campur dan urus saja hidupmu sendiri!. Itu bebarapa kata yang saya dengar dari beberapa orang. Dan menurut
saya, ini menunjuk kepada kehidupan manusia yang individualis untuk mencapai
tujuan mereka masing – masing. Memang ada saatnya kita menjadi makhluk sosial
dan makhluk individu. Tetapi apakah ini memang pada tempatnya ?
Kita menuntut banyak keadilan. Tetapi kita tak pernah sadar apakah
kelakuan kita sudah mencerminkan sebuah keadilan untuk orang lain. Apakah yang
kita lakukan sesuai dengan kewajiban kita ? dan tidak mengambil hak orang lain
? kita cenderung memikirkan hak – hak yang semestinya kita dapat. Tetapi terkadang
mengabaikan kewajiban yang semestinya harus dilakukan. Keadilan, kejujuran,
saling mengargai sesama, mengingatkan dalam kebajikan, masihkah kita sering
melihatnya dalam kehidupan ini ?
^^
Baru saja saya membaca buku dari Muhammad Husain Haekal dan
lebih menyadarkan saya akan satu hal. Kita semua pasti mengaku beragama,
mengaku beriman, percaya kepada Allah, malaikat, kitabNya, Nabinya, hari akhir
dan takdir. Dan agama itu sendiri mengajarkan kita untuk hidup dan apa yang
harus kita lakukan. KitabNya memuat segala yang harus dilakukan dan mana yang
tidak semestinya kita lakukan. Dan disini pikiran kita dituntut untuk berpikir
lebih dalam, merenunginya bersama, tanpa keluar dari dasar – dasar dan petunjuk
yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Dan masih ada Nabi Besar Muhammad SAW
yang menjadi teladan sempurna untuk manusia. Itulah petunjuk hidup kita sebagai
manusia yang beragama. Tetapi sebagian orang masih sering melupakan bahwa
mereka beragama dan telah mengikrarkan keimanannya. Mereka membuat aturan
sendiri, kebenaran sendiri, tannpa mau tahu dan menutup pikiran akan sekeliling
ala mini, yang memberikan begitu banyak petunjuk untuk kita resapi.
maaf jika bahasa saya berbelit belit, ada kata - kata yang salah, membingungkan, dan menyinggung pembaca. saya masih belajar ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar