Seberapa lamapun waktu berlalu
Sejauh apapun aku melangkah
Dan seliar apapun pikiranku berkelana
Pada akhirnya hanya dirimu yang kutemui
Malam itu,
Ditengah hembusan angin yang menamparku
Disaat derai hujan jatuh ke bumi
Rindu itu kembali merasuk
Dirimu kembali memenuhi pikiran
Menyesakkan dada tanpa bisa ditahan lagi
Malam itu,
Tanpa ingin aku akui
Buliran bening itu membasahi pelupuk mata
Jatuh bebas membasahi wajah
Menguras segala emosi di dada
Melumpuhkan segala perasaan di hati
Malam itu,
Seberapa besarnya rinduku padamu
Aku menyadarinya,
Kau hanya bayangan semu
Yang tak mungkin ada dihadapan
Kau hanya harapan kosong
Yang tak mungkin diraih
Kau pintu hati yang tertutup rapat
Tanpa bisa ku buka
Kau hanya fatamorgana
Yang terlihat indah di kejauhan
Tapi tak lebih dari pisau tajam yang menyakitkan
Jika memang cinta ini salah
Tetapi mengapa hati ini selalu untuk cinta
Akhirnya aku menyadari,
Kau bukanlah untukku
Kau hanyalah mimpi – mimpi indahku
Di kala tidur lelapku
Dan menjadi kenyataan pahit
Di kala kesadaranku
it's just a faint feeling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar