Pages

Sabtu, 03 Maret 2012

Akhirnya,,

Hari itu aku sudah tak sabar menunggu jam di kelas menunjukkan pukul 13.15. berkali – kali aku melihat jam dan menguap lebar karena bosan untuk mengikuti pelajaran terakhir kala itu. Temanku telah mengirimku pesan dan memberi tahu bahwa dia menungguku. Hari itu adalah hari dimana aku akan mendatangi sebuah talkshow dengan salah satu penulis buku yang sangat menginspirasiku dengan kata – katanya.

Akhirnya, bel pulang sekolahpun berbunyi. Aku langsung menghambur keluar kelas dan berpamitan pada sahabatku. Aku begitu bersemangat karena akan bertemu penulis idolaku yang bisa menciptakan novel yang sangat inspiratif. Tetapi, bukan hanya itu yang membuatku begitu bersemangat. Dibalik semua itu, dan yang paling penting adalah aku akan berkesempatan untuk melihat seseorang yang selalu kupikirkan 2 tahun ini, yang selalu menarik perhatianku dan menyedot waktu – waktuku hanya untuk memikirkannya. Walaupun belum pasti apakah dia akan datang, tetapi kali ini aku sepertinya yakin akan melihatnya nanti. Aku sudah sangat penasaran ingin melihat dia. Apakah dia masih seperti dulu ? seseorang yang selalu bisa membuatku tersenyum setiap mendengar candanya. Membuat mulutku diam seribu bahasa setiap kali menatapnya, dan tak ayal membuat jantungku berdebar – debar liar. Aku tak tau pasti itu. Dan hal itu akan terbukti setelah 30 menit ke depan.

Kupikir dia tak mungkin datang ke acara itu karena setauku, dia sudah pernah bertemu penulis tersebut pada kesempatan yang lalu. Tetapi malam itu, harapanku muncul kembali. Dia memberiku kabar setelah sekian lama dia tak mengirimiku pesan dan menanyakan apakah aku akan datang. Pasti aku jawab aku datang, dan diapun mengatakan Insya Allah dia akan datang juga. Tak bisa ditahan lagi, aku senang sekali. Bagaimana tidak senang, setelah sekian tahun aku tak melihatnya, aku bakal bisa melihatnya seruang denganku esok hari dan malam itupun merupakan penantian yang panjang bagiku.

Aku sudah didepan gedung tempat acara berlangsung bersama temanku. Dan benar perkiraan kami, kami terlambat dan ruangan tersebut telah penuh oleh para peserta talkshow. Dengan terpaksa kami duduk di belakang yang suasananya sangat ramai sehingga kami tidak dapat mendengar dengan jelas. tetapi karena kami pelajar – pelajar yang gigih kami mencari – cari tempat duduk depan yang kosong. Dan akhirnya kami mendapatkan tempat duduk yang lumayan nyaman dari yang sebelumnya.

Mungkin aku memang berada di tempat duduk itu, tetapi tatapanku ada diseluruh ruangan itu. Aku mencarinya. aku seperti orang parno. Setiap ada orang yang seperti dia, pasti aku langsung memastikannya. Tetapi sampai acara tersebut akan berakhir aku tak menemukannya. Aku sudah menyerah kala itu. Mungkin dia tidak datang, karena dalam pesannya, dia juga punya tanggung jawab sebuah ekstra disekolahnya. Yah sudahlah, mungkin belum waktunya aku melihatnya.

Akhirnya, sampai juga pada akhir acara yaitu sesi tanya jawab. Aku ingat kamu ingin menanyakan banyak hal pada sang penulis. Aku masih ingat apa saja pertanyaanmu dan semua pertanyaanmu sangat menggagumkan. Aku bertanya – tanya apakah kau akan kesampaian menanyakan hal itu ? aku tak melihatmu diantara orang – orang yang mengangkat tangannya dengan penuh semangat hanya untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Tetapi, tiba – tiba kau muncul diseberang sana. Kau mengacungkan tanganmu dengan penuh semangat dan berharap dapat mencuri perhatian sang moderator agar kau diberi kesempatan bertanya. Tak ayal jantungku berdetak lebih cepat kala itu. Aku tak percaya dengan penglihatanku. Aku masih tak yakin apakah itu benar – benar dirinya. Yang selama ini selalu ada dipikiranku. Aku memandanginya lekat – lekat dan aku yakin itu dia. Tak kupungkiri aku memang merindukannya selama ini. Untuk memastikannya, saat dia bertanya nanti pasti dia menyebutkan namanya.

Saat waktunya dia bertanya, jantungku mulai berdebar lagi. Aku sudah lama tak mendengar suaranya. Kalau bisa, ingin ku rekam suaranya saat itu agar aku akan selalu mengingatnya. Dan entah mengapa semua yang berhubungan dengannya semuanya seperti telah termakan oleh waktu. aku semakin yakin itu dirinya setelah pertanyaan yang dia ajukan. Pertanyaan yang dia ajukan sama seperti yang dia bicarakan denganku kemarin malam dipesannya. Aku bilang ke temanku, bahwa dia adalah seorang teman lama. Tetapi dalam hatiku dia memang temanku, tetapi, dia bukanlah teman biasa.

Aku perhatikan dia dari kejauhan. Dia semakin tinggi, penampilannya masih seperti dulu tak berubah. Dan itu semua cukup mengobati kerinduanku. Tiba – tiba temanku mengajak aku duduk ketempat yang lebih depan. Aku mengiyakannya. Dan hasilnya, aku malah semakin dekat dengannya. Aku berada 2 kursi di belakangnya. Yang ada dipikiranku apakah dia masih mengenaliku ? aku lihat dia beberapa kali menengok ke belakang dan itu kearah tempatku, tetapi aku tak yakin dia melihatku. Setiapkali dia menoleh rasanya mata ini takut untuk bertatap muka dengan dia langsung. Aku tak cukup berani untuk menyapanya langsung. Selalu saja hal seperti ini terjadi. Dalam hatiku, aku sangat kesal dengan sikapku yang pengecut ini. aishhh,,, mengapa mulutku ini tak mau menyebut namanya hanya untuk sekedar menyapa. Seperti semua kata – kata tertahan diujung lidah. Padahal dia hanya satu meter didepanku.

Sampai akhir acarapun, aku tak sempat mengucapkan sepatah katapun padanya. Sampai akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi dari ruangan itu. Aku melihat kepergiannya tanpa mengucapkan apapun. tetapi aku tak menyesal akan hal itu. Biarlah diriku saja yang merasakan ini semua. Biarkah perasaanku saja yang memendam semuanya. Biarlah waktu yang menjawab segala permasalahan hatiku. Dan biarlah Allah yang menentukan yang terbaik untukku. Jika memang suatu hari nanti kita dipertemukan lagi, pasti hal itu akan terjadi. Tetapi jika itu kali terakhir aku dapat melihatmu, semoga kita akan mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini.

ini merupakan kisah lama akan pertemuan pertama kita setalah sejak lama tak pernah bertemu dan selalu kunantikan :)

2 komentar:

Sabtu, 03 Maret 2012

Akhirnya,,

Hari itu aku sudah tak sabar menunggu jam di kelas menunjukkan pukul 13.15. berkali – kali aku melihat jam dan menguap lebar karena bosan untuk mengikuti pelajaran terakhir kala itu. Temanku telah mengirimku pesan dan memberi tahu bahwa dia menungguku. Hari itu adalah hari dimana aku akan mendatangi sebuah talkshow dengan salah satu penulis buku yang sangat menginspirasiku dengan kata – katanya.

Akhirnya, bel pulang sekolahpun berbunyi. Aku langsung menghambur keluar kelas dan berpamitan pada sahabatku. Aku begitu bersemangat karena akan bertemu penulis idolaku yang bisa menciptakan novel yang sangat inspiratif. Tetapi, bukan hanya itu yang membuatku begitu bersemangat. Dibalik semua itu, dan yang paling penting adalah aku akan berkesempatan untuk melihat seseorang yang selalu kupikirkan 2 tahun ini, yang selalu menarik perhatianku dan menyedot waktu – waktuku hanya untuk memikirkannya. Walaupun belum pasti apakah dia akan datang, tetapi kali ini aku sepertinya yakin akan melihatnya nanti. Aku sudah sangat penasaran ingin melihat dia. Apakah dia masih seperti dulu ? seseorang yang selalu bisa membuatku tersenyum setiap mendengar candanya. Membuat mulutku diam seribu bahasa setiap kali menatapnya, dan tak ayal membuat jantungku berdebar – debar liar. Aku tak tau pasti itu. Dan hal itu akan terbukti setelah 30 menit ke depan.

Kupikir dia tak mungkin datang ke acara itu karena setauku, dia sudah pernah bertemu penulis tersebut pada kesempatan yang lalu. Tetapi malam itu, harapanku muncul kembali. Dia memberiku kabar setelah sekian lama dia tak mengirimiku pesan dan menanyakan apakah aku akan datang. Pasti aku jawab aku datang, dan diapun mengatakan Insya Allah dia akan datang juga. Tak bisa ditahan lagi, aku senang sekali. Bagaimana tidak senang, setelah sekian tahun aku tak melihatnya, aku bakal bisa melihatnya seruang denganku esok hari dan malam itupun merupakan penantian yang panjang bagiku.

Aku sudah didepan gedung tempat acara berlangsung bersama temanku. Dan benar perkiraan kami, kami terlambat dan ruangan tersebut telah penuh oleh para peserta talkshow. Dengan terpaksa kami duduk di belakang yang suasananya sangat ramai sehingga kami tidak dapat mendengar dengan jelas. tetapi karena kami pelajar – pelajar yang gigih kami mencari – cari tempat duduk depan yang kosong. Dan akhirnya kami mendapatkan tempat duduk yang lumayan nyaman dari yang sebelumnya.

Mungkin aku memang berada di tempat duduk itu, tetapi tatapanku ada diseluruh ruangan itu. Aku mencarinya. aku seperti orang parno. Setiap ada orang yang seperti dia, pasti aku langsung memastikannya. Tetapi sampai acara tersebut akan berakhir aku tak menemukannya. Aku sudah menyerah kala itu. Mungkin dia tidak datang, karena dalam pesannya, dia juga punya tanggung jawab sebuah ekstra disekolahnya. Yah sudahlah, mungkin belum waktunya aku melihatnya.

Akhirnya, sampai juga pada akhir acara yaitu sesi tanya jawab. Aku ingat kamu ingin menanyakan banyak hal pada sang penulis. Aku masih ingat apa saja pertanyaanmu dan semua pertanyaanmu sangat menggagumkan. Aku bertanya – tanya apakah kau akan kesampaian menanyakan hal itu ? aku tak melihatmu diantara orang – orang yang mengangkat tangannya dengan penuh semangat hanya untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Tetapi, tiba – tiba kau muncul diseberang sana. Kau mengacungkan tanganmu dengan penuh semangat dan berharap dapat mencuri perhatian sang moderator agar kau diberi kesempatan bertanya. Tak ayal jantungku berdetak lebih cepat kala itu. Aku tak percaya dengan penglihatanku. Aku masih tak yakin apakah itu benar – benar dirinya. Yang selama ini selalu ada dipikiranku. Aku memandanginya lekat – lekat dan aku yakin itu dia. Tak kupungkiri aku memang merindukannya selama ini. Untuk memastikannya, saat dia bertanya nanti pasti dia menyebutkan namanya.

Saat waktunya dia bertanya, jantungku mulai berdebar lagi. Aku sudah lama tak mendengar suaranya. Kalau bisa, ingin ku rekam suaranya saat itu agar aku akan selalu mengingatnya. Dan entah mengapa semua yang berhubungan dengannya semuanya seperti telah termakan oleh waktu. aku semakin yakin itu dirinya setelah pertanyaan yang dia ajukan. Pertanyaan yang dia ajukan sama seperti yang dia bicarakan denganku kemarin malam dipesannya. Aku bilang ke temanku, bahwa dia adalah seorang teman lama. Tetapi dalam hatiku dia memang temanku, tetapi, dia bukanlah teman biasa.

Aku perhatikan dia dari kejauhan. Dia semakin tinggi, penampilannya masih seperti dulu tak berubah. Dan itu semua cukup mengobati kerinduanku. Tiba – tiba temanku mengajak aku duduk ketempat yang lebih depan. Aku mengiyakannya. Dan hasilnya, aku malah semakin dekat dengannya. Aku berada 2 kursi di belakangnya. Yang ada dipikiranku apakah dia masih mengenaliku ? aku lihat dia beberapa kali menengok ke belakang dan itu kearah tempatku, tetapi aku tak yakin dia melihatku. Setiapkali dia menoleh rasanya mata ini takut untuk bertatap muka dengan dia langsung. Aku tak cukup berani untuk menyapanya langsung. Selalu saja hal seperti ini terjadi. Dalam hatiku, aku sangat kesal dengan sikapku yang pengecut ini. aishhh,,, mengapa mulutku ini tak mau menyebut namanya hanya untuk sekedar menyapa. Seperti semua kata – kata tertahan diujung lidah. Padahal dia hanya satu meter didepanku.

Sampai akhir acarapun, aku tak sempat mengucapkan sepatah katapun padanya. Sampai akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi dari ruangan itu. Aku melihat kepergiannya tanpa mengucapkan apapun. tetapi aku tak menyesal akan hal itu. Biarlah diriku saja yang merasakan ini semua. Biarkah perasaanku saja yang memendam semuanya. Biarlah waktu yang menjawab segala permasalahan hatiku. Dan biarlah Allah yang menentukan yang terbaik untukku. Jika memang suatu hari nanti kita dipertemukan lagi, pasti hal itu akan terjadi. Tetapi jika itu kali terakhir aku dapat melihatmu, semoga kita akan mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini.

ini merupakan kisah lama akan pertemuan pertama kita setalah sejak lama tak pernah bertemu dan selalu kunantikan :)

2 komentar: