Pages

Selasa, 25 September 2012

Secret Admirer


Letter 1
Saat aku mengetahui hal yang tak biasanya. Aku mulai sadar. Setiap detik  yang kulalui setelah ini tak kan pernah sama. Aku masih menatap tulisan itu, membacanya berulang kali, dan dengan sadarku,  bibirku menyunggingkan senyum bahagia. Hanya karena tulisan yang ada didepanku, yang terpampang di layar laptop dan ku baca diam – diam saat jam pelajaran. Sungguh tak wajar. Aku tak mengerti mengapa emosi dari tulisan itu begitu memengaruhi batin. Saat dia menuliskan hal – hal yang sedih, seakan – akan hatiku tersayat. Saat tertulis deretan kalimat penuh bunga – bunga kebahagiaan, hatiku seolah ikut menghangat. Sebenarnya apa ini ? Sesuatu yang tumbuh begitu saja. Rasa kagum akan tulisannya. Tanpa dia pernah tahu. Aku selalu menunggu, dengan koneksi internet yang putus – putus, menunggunya. Menunggunya menulis lagi. Menuliskan kata – kata yang dirangkainya dengan indah.  Sekaan dia tahu seluruh aliran pikiran dunia ini, termasuk arus pikiranku sekalipun. Dia seakan tahu.
Letter 2
Ini adalah sebuah kebiasaan lama yang setiap saat  kulakukan. Walaupun aku tahu, setelah itu tak kan ada yang berubah. aku tak pernah peduli. Tetap saja dia berada dalam dunianya yang indah dan aku terpuruk dalam lorong – lorong gelap kerinduan. Tanpa bisa tahu bagaimana kabarnya,  bagaimana tampangnya sekarang , dan alunan merdu suaranya. Setiap kali aku melakukan kebiasaan lama ini, aku tahu, yang bakal kudapat hanyalah rasa sakit, cemburu, dan harapan – harapan kosong yang tak pernah ada ujungnya. Yah, aku sudah menjadi stalker sejak lama. Stalker kisah cintanya. Kisah cintanya yang tak kunjung ada perkembangan, tetapi tarasa begitu indah baginya. Dan disini, aku hanya diam. Meratapi nasib yang tak berubah. Merasakan cinta yang membisu, bertepuk sebelah tangan. Berusaha melepaskan, berusaha berpaling dari masa lalu.
Letter 3
Kelembutan hatimu meluluhkan diriku. Membuat diriku merasa kecil. Membuat diriku begitu tak baik. Kau tersenyum pada siapa saja. Tak peduli dia jahat atau baik padamu. Kau menolong siapa saja, tak peduli dia teman ataupun lawan. Kau memuji apapun karya seseorang, tak peduli itu baik ataupun buruk. Kau melakukan semuanya tanpa keluhan, dengan senyuman, dan  penuh ketulusan. Kau mengagumi detail sekecl apapun, yang tak pernah aku acuhkan. Kau melihat hidup dengan sudut pandang yang berbeda, yang tak pernah aku telusuri. Kau sosok yang kalem nan mempesona.Dibalik kerudungmu, kau sungguh miliki kecantikan sejati. Inner beauty. Aku selalu berpikir, kapan aku bisa seperti dirimu. Tetapi itu sungguh sulit dengan keadaanku yang masih tak menentu begini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 25 September 2012

Secret Admirer


Letter 1
Saat aku mengetahui hal yang tak biasanya. Aku mulai sadar. Setiap detik  yang kulalui setelah ini tak kan pernah sama. Aku masih menatap tulisan itu, membacanya berulang kali, dan dengan sadarku,  bibirku menyunggingkan senyum bahagia. Hanya karena tulisan yang ada didepanku, yang terpampang di layar laptop dan ku baca diam – diam saat jam pelajaran. Sungguh tak wajar. Aku tak mengerti mengapa emosi dari tulisan itu begitu memengaruhi batin. Saat dia menuliskan hal – hal yang sedih, seakan – akan hatiku tersayat. Saat tertulis deretan kalimat penuh bunga – bunga kebahagiaan, hatiku seolah ikut menghangat. Sebenarnya apa ini ? Sesuatu yang tumbuh begitu saja. Rasa kagum akan tulisannya. Tanpa dia pernah tahu. Aku selalu menunggu, dengan koneksi internet yang putus – putus, menunggunya. Menunggunya menulis lagi. Menuliskan kata – kata yang dirangkainya dengan indah.  Sekaan dia tahu seluruh aliran pikiran dunia ini, termasuk arus pikiranku sekalipun. Dia seakan tahu.
Letter 2
Ini adalah sebuah kebiasaan lama yang setiap saat  kulakukan. Walaupun aku tahu, setelah itu tak kan ada yang berubah. aku tak pernah peduli. Tetap saja dia berada dalam dunianya yang indah dan aku terpuruk dalam lorong – lorong gelap kerinduan. Tanpa bisa tahu bagaimana kabarnya,  bagaimana tampangnya sekarang , dan alunan merdu suaranya. Setiap kali aku melakukan kebiasaan lama ini, aku tahu, yang bakal kudapat hanyalah rasa sakit, cemburu, dan harapan – harapan kosong yang tak pernah ada ujungnya. Yah, aku sudah menjadi stalker sejak lama. Stalker kisah cintanya. Kisah cintanya yang tak kunjung ada perkembangan, tetapi tarasa begitu indah baginya. Dan disini, aku hanya diam. Meratapi nasib yang tak berubah. Merasakan cinta yang membisu, bertepuk sebelah tangan. Berusaha melepaskan, berusaha berpaling dari masa lalu.
Letter 3
Kelembutan hatimu meluluhkan diriku. Membuat diriku merasa kecil. Membuat diriku begitu tak baik. Kau tersenyum pada siapa saja. Tak peduli dia jahat atau baik padamu. Kau menolong siapa saja, tak peduli dia teman ataupun lawan. Kau memuji apapun karya seseorang, tak peduli itu baik ataupun buruk. Kau melakukan semuanya tanpa keluhan, dengan senyuman, dan  penuh ketulusan. Kau mengagumi detail sekecl apapun, yang tak pernah aku acuhkan. Kau melihat hidup dengan sudut pandang yang berbeda, yang tak pernah aku telusuri. Kau sosok yang kalem nan mempesona.Dibalik kerudungmu, kau sungguh miliki kecantikan sejati. Inner beauty. Aku selalu berpikir, kapan aku bisa seperti dirimu. Tetapi itu sungguh sulit dengan keadaanku yang masih tak menentu begini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar