Letter 1
Saat aku mengetahui hal yang tak biasanya. Aku mulai sadar. Setiap
detik yang kulalui setelah ini tak kan
pernah sama. Aku masih menatap tulisan itu, membacanya berulang kali, dan
dengan sadarku, bibirku menyunggingkan
senyum bahagia. Hanya karena tulisan yang ada didepanku, yang terpampang di
layar laptop dan ku baca diam – diam saat jam pelajaran. Sungguh tak wajar. Aku
tak mengerti mengapa emosi dari tulisan itu begitu memengaruhi batin. Saat dia
menuliskan hal – hal yang sedih, seakan – akan hatiku tersayat. Saat tertulis
deretan kalimat penuh bunga – bunga kebahagiaan, hatiku seolah ikut menghangat.
Sebenarnya apa ini ? Sesuatu yang tumbuh begitu saja. Rasa kagum akan
tulisannya. Tanpa dia pernah tahu. Aku selalu menunggu, dengan koneksi internet
yang putus – putus, menunggunya. Menunggunya menulis lagi. Menuliskan kata –
kata yang dirangkainya dengan indah. Sekaan
dia tahu seluruh aliran pikiran dunia ini, termasuk arus pikiranku sekalipun. Dia
seakan tahu.
Letter 2
Ini adalah sebuah kebiasaan lama yang setiap saat kulakukan. Walaupun aku tahu, setelah itu tak kan ada yang berubah. aku tak pernah peduli. Tetap saja
dia berada dalam dunianya yang indah dan aku terpuruk dalam lorong – lorong gelap
kerinduan. Tanpa bisa tahu bagaimana kabarnya, bagaimana tampangnya sekarang , dan alunan
merdu suaranya. Setiap kali aku melakukan kebiasaan lama ini, aku tahu, yang
bakal kudapat hanyalah rasa sakit, cemburu, dan harapan – harapan kosong yang
tak pernah ada ujungnya. Yah, aku sudah menjadi stalker sejak lama. Stalker kisah
cintanya. Kisah cintanya yang tak kunjung ada perkembangan, tetapi tarasa
begitu indah baginya. Dan disini, aku hanya diam. Meratapi nasib yang tak berubah.
Merasakan cinta yang membisu, bertepuk sebelah tangan. Berusaha melepaskan,
berusaha berpaling dari masa lalu.
Letter 3
Kelembutan hatimu meluluhkan diriku. Membuat diriku merasa
kecil. Membuat diriku begitu tak baik. Kau tersenyum pada siapa saja. Tak peduli
dia jahat atau baik padamu. Kau menolong siapa saja, tak peduli dia teman
ataupun lawan. Kau memuji apapun karya seseorang, tak peduli itu baik ataupun
buruk. Kau melakukan semuanya tanpa keluhan, dengan senyuman, dan penuh ketulusan. Kau mengagumi detail sekecl
apapun, yang tak pernah aku acuhkan. Kau melihat hidup dengan sudut pandang
yang berbeda, yang tak pernah aku telusuri. Kau sosok yang kalem nan mempesona.Dibalik
kerudungmu, kau sungguh miliki kecantikan sejati. Inner beauty. Aku selalu
berpikir, kapan aku bisa seperti dirimu. Tetapi itu sungguh sulit dengan keadaanku
yang masih tak menentu begini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar